TEMPO.CO, Padang – Lebih dari seribu warga Nagari Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, menggeruduk Kantor Gubernur Sumatera Barat untuk hari kedua, Selasa 1 Agustus 2023. Massa menuntut Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menghentikan intimidasi terhadap masyarakat Air Bangis yang tinggal di kawasan hutan, termasuk meminta kepolisian setempat membebaskan dua rekan mereka yang ditahan.
Massa datang ke Kantor Gubernur Sumatera Barat sekitar pukul 09 WIB dengan berjalan kaki dari Masjid Raya Sumatera Barat. Sebelumnya ribuan orang itu juga telah menggelar aksi yang sama pada Senin 31 Juli 2023.
Kordinator Aksi, Hariz Sitonga, mengatakan tuntutan masyarakat hanya diberikan rasa aman untuk tinggal. Sebab, selama ini masyarakat dibayang-bayangi dengan status hutan lindung yang baru disampaikan oleh pemerintah pada 2016. “Permintaan kami sederhana,” katanya di Masjid Raya Sumatera Barat.
Hariz melanjutkan, masyarakat hanya ingin diberi kebebasan beraktivitas di lahan perkebunannya karena selama ini mendapatkan intimidasi dari berbagai pihak. Dia menunjuk tuduhan memanen sawit di kawasan hutan dan kedatangan polisi ke lahan sawit yang selama ini sudah digarap.
“Padahal Kami sudah tinggal puluhan tahun di kawasan tersebut, tiba-tiba pemerintah datang dan mengusir kami,” katanya.
Hariz menjelaskan, sudah ada empat warga yang ditangkap akibat memanen sawit di kebunnya itu dan sedang diadili. Baru-baru ini, ada 2 lagi yang ditahan. “Akibat membeli sawit di lahan kami,” ujarnya.
Iklan
Menurut Hariz, penangkapan dan intimidasi dialami sejak 2016 dan memuncak tiga tahun terakhir. “Banyak penangkapan dan intimidasi didapati oleh masyarakat,” ujarnya.
Hariz menyebut ada sekitar 1500 orang dari Nagari Air Bangis terlibat dalam unjuk rasa dan menuntut bisa bertemu gubernur. Mereka, sebagian membawa serta anak-anak, datang menumpang bus. “Kami hanya ingin diberi kebebasan, jangan diancam lagi. Kami ingin rasa kenyamanan,” ujarnya.
Sepanjang berjalannya aksi, terlihat ada dua orang dari massa aksi yang terpaksa dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara. Lalu, pada pukul 17 WIB massa aksi bergerak mundur ke Masjid Raya Sumatera Barat. Mereka bertahan hingga Selasa malam.
Adapun Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah tak tampak tak datang menemui massa.
Quoted From Many Source