TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan mengubah dunia ekonomi Indonesia. Hal tersebut disampaikannya dalam acara diskusi virtual bertajuk “Masa Depan Ekonomi Indonesia di Era Teknologi AI” yang digelar oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta.
Menurut Perry, teknologi AI mulai banyak digunakan di berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk sektor ekonomi seperti manufaktur, keuangan, kesehatan, dan transportasi. Dia menyitir data survei dari Price Waterhouse Cooper (PwC) yang menyebutkan bahwa implementasi AI digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pengambilan keputusan.
“Serta membantu perkembangan inovasi pada produk dan jasa,” ujar Perry dalam acara tersebut pada Senin, 7 Agustus 2023.
Perry yang juga Ketua Umum ISEI itu juga menyebutkan data McKinsey Global Institute yang memperkirakan perkembangan AI memiliki potensi menambahkan nilai ekonomi global sebesar US$ 2,6 triliun. Bahkan bisa mencapai US$ 4,4 triliun.
“Untuk berbagai aktivitas AI dan produk turunannya. Inilah potensinya. Bagaimana penggunaan AI nanti juga akan mengubah lanskap ekonomi Indonesia,” ucap Perry.
Sekretaris Umum ISEI Jakarta Yan Partawidjaja menjelaskan teknologi Ai merupakan tema pokok dalam berbagai diskusi multidimensi, termasuk sistem ekonomi. Ditambah lagi dengan lahirnya teknologi AI bernama ChatGPT oleh perusahaan asal Amerika Serikat bernama OpenAI akhir tahun lalu.
Iklan
Menurut Yan, berbagai pertanyaan muncul soal AI ini. Mulai dari bagaimana revolusi teknologi tersebut? Seperti apa adaptasi yang dilakukan regulator dan pelaku usaha? Hingga bagaimana skenario terburuk yang akan terjadi bagi negara berkembang seperti Indonesia?
“Dari situ, sistem ekonomi setidaknya beberapa hal sudah harus masuk dalam radar seiring kapasitas kompetisi yang semakin canggih dan data yang makin berlimpah,” ujar dia.
Yan juga membeberkan korelasi antara teknologi AI dengan indikator ekonomi, seperti preferensi, investasi, efek, regulasi, serta sistem keuangan pada umumnya. Dengan AI, menurut dia, semuanya akan jadi semakin kuat.
“Pada gilirannya akan memunculkan pertanyaan misalnya bagaimana ekspektasi rasional bekerja terhadap regulasi fiskal dan moneternya dikala semua kita akan bertanya pada AI untuk setiap respons terbaik yang mungkin terjadi,” tutur Yan.
Quoted From Many Source